Rabu, 18 Februari 2015

DENDAM SEORANG TEMAN

Disini kurangkai kata....
Untukmu teman yang disana
entah harus dari mana aku mulai semua
namun aku masih belum tau apa yang terjadi ini
Dirimu...
cukup waktu aku mengenalmu
kita bersama lewati waktu yang berlalu
susah senang kita jalani
dan aku tetap disini yang kau kenal dahulu
Namun kini....
Semua asing tanpa kata
Kau begitu jauh dari setiap hembus nafasku
entah salah siapa dan aku hanya tak pernah menduga
mungkin semua ku anggap kecil
ku simpuh maaf sejuta ikhlas aku tengadah
kurendahkan ego berharap kau berhenti menyalahkan
tapi tak pernah ku dengar secerca pun tanggapan
Lalu ku pun bersandar...
bukan membenci ataupun memaki
hanya saja aku ingin semua lenyap
semua masa yang ada
kenangan yang tersimpan
semua hanya jadi sakit yang tak pernah berhenti menikam
Mungkin aku harus pergi
jika amarahmu tak bisa segera meluluh
aku mengalah jika dendamu lebih kuat
dari semua cerita yang telah kita urai bersama
Mungkin aku salah
tapi mungkin juga kamu terlalu berubah
namun sampai saat ini
aku masih seperti ini...
Dan aku memilih untuk pergi
Aku pun pergi....

TERSAKITI

Ketika... 
Semua perjuangan lama ku lalui 
pahit getir aku jamahi 
kenangan demi harapan tertanam d hati 
kini semua harus pergi dan terhenti 
tinggalkan jiwa yang terkoyak hancur 
hati yang masih enggan kembali menyapa 
dan aku tak mau mengumpat walau kelu dalam anganku tercuat 
ketika...
Mimpi hanya tinggal menghitung hari
titik cita mulai di depan mata
dan ku kepalkan tekad pd harap yg bertandang
namun bak gerimis waktu panas
yang datang dan pergi pun begitu saja
ketika...
Terlontar kata darinya menjadi duri dan luka
rasa sakit takan lg berarti kecewa
tapi lebih dan lebih darinya
" kembalilah padanya "
hanya tanyaku mengartikan smua itu
kenapa baru sekarang ?
Kenapa tidak dari dulu ?
Kenapa bgtu mudahnya berlalu
dan menyatkan pedih dng iming2 ikhlasnya memberi
namun di akhir kau pungkiri
ketika...
Kau sadari arti semua ini
aku pun telah menjauh pergi
dan takan pernah kembali
ketika itulah...
Aku tau harus berbuat apa
dan kau mengerti penyesalan
dan aku tersakiti

SUARA JIWA

Jiwa ini... 
Masih tertanam kelu yang menggebu 
sisa2 keping hati yang kemarin tak sempat aku benahi 
hingga mentari kembali menyapa 
namun asa ini tetap beku dengan tanya 
kini... 
Aku tak tau harus meniti langkah kemana 
yang aku rasa hanya hampa yang menggema 
aku ingin sendiri
menyiulkan nada sepi antara aku dan nurani
atau kelak aku akan bersuara
meneriakan luka agar aku bernapas lega
namun...
Akulah yang tengah rapuh
tanpa harap dan cahaya menanti senja
dan aku harus pergi
mengurung diri pada malam yang tak berbintang
dan mulai ku lalui
detik masa dimana kan ku tengok
bahagiaku walau sendiri
aku yakin...
Harus yakin... 

DIAMKAN AKU



Dan aku masih membisu
Terbias amarah yang tak berarah
Bergumul kecam menyeruak dan membinasakan pikiran
namun aku tetep berdiri kokoh
bak diri yang selalu benar disini
aku tahu aku salah ....
dan dapatkah kau tau meluluhkan jiwa yang berbungkus emosi ini ?
atau hanya sekedar mendinginkan suasana
lalu kau kembali menyulam arah berlalu
membiarkan langkahmu meludahi diamku 
seakan acuh pada jiwa yang bosan untuk terus bersitegang
aku hanya berkerut dahi terheran...
apa aku yang begitu seronok memperkuat egois ?
ataukah kau yang tak mau tau ?
sampai kapan akan terus begini
cobalah....
berhenti buatku menjadi pesakitan emosi
lumpuhkan aku dari mendidihnya kearoganan2 diri ini
bukakan cahaya hidayah bahwa aku bisa menuju kebaikan
bukan hanya sekedar buruknya diriku
jika kata hanya membuat semuanya tak lagi bermakna
maka diamkan aku sejenak
lelapkan aku dalam panatnya batinku
tinggalkan aku hanya bersama sepiku
hingga kau , aku dan kita sadar
ada waktu yang tepat untuk kembali
menata kata dan berjalan pada cahaya
I wanna Alone..... 

CENGKRAMA SANUBARI

Terimaksih waktu...
Bersamamu ku jejaki haluan
ketika arah tak lagi sama
dan tujuan tak lagi seirama
aku tetap disini kuat bersama doa
Terimaksih masa...
Jika suatu saat aku tak lagi di sini
tetaplah bisikan namaku
jiwa yang pernah tegar bersama jalanya
dan tak pernah menyerah walau kadang keluh lirih di peraduannya
Terimakasih Alam...
Bersahaja bersama indahnya anugrah tuhan
Ku tetap dalam simpuhku walau lelah
walau lemah dan tersungkur bisu
di upuk derita yang aku tak lagi sanggup melampauinya
Terimaksih Cinta...
Ruangmu , kesempatanmu dan kadang kenanganmu
sakit , pedih , canda tawa dan semua cerita
untuku peluk saat senja mulai merona
dan mulai menyapa malam dengan segumpal harapan
Esok hari... yah esok hari yang lebih baik
Terimaksih Untuk tinta dan kertas putih ini...
Jangan pernah redup ketika mataku yang berairmata
menyampaikan sedikit aura duka di sini
karna tanpa hitamu aku tak kan kuat dalam kegelapan
karna tanpa putihmu aku takan merasa sendirian
Terimakasih untuk doa dan esok hari...
Senantiasa genggam tanganku
dan tuntun aku tetap kuat sekuat apapun yang pernah aku hadapi
karna aku tak bermakna disini...