Kamis, 13 Desember 2012

JIWAKU YANG SESUNGGUHNYA

Membekas
Walau tak terlihat
Kurasakan pdih tertiti di hati
Mencoba geser kepahitan menjauh dr bingkai kelemahan ...
Tetap tersenyum
Wlau jiwaku tk mampu untk brhenti menangisi
Dan kadang tertawa dalam sesaknya butir debu2
Dan kelamnya awal pagiku
Coba aku berlari ...
Menapaki jalan2 yg tlah rapuh dlm kekosongan waktuku
Tatap mataku ...
Terpampang deretan kepedihan d tiap titik sudut pandnganku
Sakit teriris dan tak lagi punyai makna kehdupan
Mati
Kering
Hancur terkoyak oleh nestapa2 masa laluku yg kelam
Ku angkat wajahku
Perlahan temui kepastian dari binar2 mentari
Kala ku berbisik pd embun pagi dan sejuknya fajar kemuning di upuk terang .
Tolong aku ... !!!
Rajutkan kmbli luka2 di hatiku
Agar ku mampu kmbli brjalan sempurna
Menjalani sisa2 hdupku tanpa byangan duka2 kelam itu
Haruskah ku katakan pada kertas putih ...
Sedangkan sbuah pena pun tak mampu lg untk aku genggam
Haruskah ku rekam dng recorder ...
Betapa aku tak bisa bersuara kala ku ingat pedih dan perihnya jiwaku
Ingin aku berteriak
Hngga dunia tau
Aku tersakiti ...
Aku sakit ...
Aku pun brangsur menenang dan ku ktakan sndiri pd otaku wlau dlm sepi ...
'' akankah kau tetap seperti ini merasa kuat dlm kelemahanmu sendiri ? ''
Sudahlah ....
Mungkin inilah aku ...
Seorang yg bgtu terlihat tabah dalam deraiain air matanya ...
Selalu tertawa ceria walau dlm balutan luka2 dlm jiwanya ...
Aku bosan untk trus saja merajuk ...
Namun aku pun tak dapat membuang semua pedihku wlau deretan waktu telah aku lalui ...
Biarkan aku begini
Tetap mengingat pedih itu hingga aku tak dpt mengingat apa pun lagi .
Biarkan ...
Biarkan seperti ini 


 oleh Lia Hermawati Chandra pada 23 Juni 2011 pukul 17:13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar