Berseru Lantang ...
Tengadah pada lawan
Merasa diri di atas singgasana
Menepis debu di Pundak kemegahan
Sekali beranjak lautan samudra kau jejaki
Beralih sbuah kepentingan negri
Namun mewahnya suasana kau santap sendiri
Jangan engkau berjingkrak...
Dng sepatu haq tinggi di telapak
Saat tiba kau terjatuh
Maka patahlah keagungan di sela2 dansa penyesalan
Kau biarkan kami mengering
Karna kau merasa hujan pun dapat kau beli
Dan kami hnya minun air mata
Akan keserakahanmu hey pemuja harta
Kau putar fakta menjadi sketsa
Kau bungkamkan mulut keadilan
Hingga dunia pun kau buat kisruh tk karuan
Maap...
Kami bukan pengemis jalanan
Kami hnya meminta keadilan
Maap...
Kami bukan perampok
Kami hanya ingin mengambil hak kami
Maap...
Bukan kami tak sopan lagi
Kami tetap segan tapi kami lakukan
Hanya sebuah seruan dr sudut nurani yg mengecam
Kata jiwa yg meronta
Merasa bosan oleh pandangan2 yg tk lagi patut kami saksikan
Maap...
Memang mudah menintai putih oleh hitam
Namun tk smudah mensucikan hitam menjadi putih
Biarkan kami bicara
Bapa2 yg punyai kursi di atas awan
Dan anda2 yang berkalungkan kekuasaan di di pundak negara
Hanya untk bgian terkecil dr sisi perbincangan rapatmu
Kami pahlawan devisa
Sang pencari bekal di belakang kemudi kendaraan
Yang bernaung di bwah terik matahari saat menunggui sang pembayar kami
Untk kami yg hanya berteman kesibukan di rumah2 megah pemilik visa dan perbudakan
Dengar kami dng rintihan keadilan
Atas doa2 yg mengharapkan hak2 kemanusiaan
Yg sama2 ingin menatap matahari terbit dan terbenam
Maka lihatlah kami
Yg melata di tanah
Untk kalian yg terbang di megahnya cakrawala dunia .
Thanks
By
Lia Hermawati chandra
Tengadah pada lawan
Merasa diri di atas singgasana
Menepis debu di Pundak kemegahan
Sekali beranjak lautan samudra kau jejaki
Beralih sbuah kepentingan negri
Namun mewahnya suasana kau santap sendiri
Jangan engkau berjingkrak...
Dng sepatu haq tinggi di telapak
Saat tiba kau terjatuh
Maka patahlah keagungan di sela2 dansa penyesalan
Kau biarkan kami mengering
Karna kau merasa hujan pun dapat kau beli
Dan kami hnya minun air mata
Akan keserakahanmu hey pemuja harta
Kau putar fakta menjadi sketsa
Kau bungkamkan mulut keadilan
Hingga dunia pun kau buat kisruh tk karuan
Maap...
Kami bukan pengemis jalanan
Kami hnya meminta keadilan
Maap...
Kami bukan perampok
Kami hanya ingin mengambil hak kami
Maap...
Bukan kami tak sopan lagi
Kami tetap segan tapi kami lakukan
Hanya sebuah seruan dr sudut nurani yg mengecam
Kata jiwa yg meronta
Merasa bosan oleh pandangan2 yg tk lagi patut kami saksikan
Maap...
Memang mudah menintai putih oleh hitam
Namun tk smudah mensucikan hitam menjadi putih
Biarkan kami bicara
Bapa2 yg punyai kursi di atas awan
Dan anda2 yang berkalungkan kekuasaan di di pundak negara
Hanya untk bgian terkecil dr sisi perbincangan rapatmu
Kami pahlawan devisa
Sang pencari bekal di belakang kemudi kendaraan
Yang bernaung di bwah terik matahari saat menunggui sang pembayar kami
Untk kami yg hanya berteman kesibukan di rumah2 megah pemilik visa dan perbudakan
Dengar kami dng rintihan keadilan
Atas doa2 yg mengharapkan hak2 kemanusiaan
Yg sama2 ingin menatap matahari terbit dan terbenam
Maka lihatlah kami
Yg melata di tanah
Untk kalian yg terbang di megahnya cakrawala dunia .
Thanks
By
Lia Hermawati chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar