Gelap ...
Padamu ku katakan naungan jiwa malam ini
katakan aku bisa
aku mampu walau begitu menoreh sakit dalam kalbu
padamu ku bisikan lirih cerita ini ketika hati ini benar beku untuk kembali membawa senyuman di esok pagi
padamu gelap yang selimuti lemahnya relung sanubari
ku sampaikan
aku bukanlah manusia baja tanpa rasa
bukan malaikat suci tanpa dosa
bukan robot ciptaan tanpa air mata
aku biasa ...
Yang dapat terluka teraniyaya terpuruk lumpuh di sisi sisi kepiluan
padamu gelap aku bertanya
pantaskah aku tersampahkan senista ini ?
Hingga begitu tajamnya menusuk dalam perlahan mengorek luka
mungkin benar aku tersisihkan mungkin benar aku terabaikan
padamu gelap ...
Aku ingin seperti engkau walau sepi , sunyi , sendiri tapi tetap kau jalani
dan kadang aku iri pada alam yang begitu kuat memikul beban
tapi aku tau aku biasa aku begini adanya
padamu hai gelita malam
ku bercurah bersama titik2 air mata ini
temaniku saat ku lewati hari2 peaduan ini
mencoba mencari jawaban dan penawar
karna aku yakin kau setia pada malam dan kesunyian
padamu gelap , ku sandarkan pedihnya ku lalui hari ini
aku bercengkrama lewat hati tanpa suara
sudahkah engkau dengar ...
Isak sengau jeritan hati ini
melawan amarah ku coba berbesar jiwa dan katakan pada diri dan tubuh ini
" aku tak sehina seperti yang dia ucapkan "
padamu gelap ku tuturkan alur kehidupan
yang aku bilang hidup adalah jurang di tepian surga
saat kemarin ku tertawa esok ku menangis dan entah apa pada esok lusa
wahai gelap ...
Coba tengok aku malam selanjutnya
tanyakan padaku kabarku malam ini
jika ku jawab masih dngn air mata maka teruslah buat aku kuat dan tabah seperti kau yang berbalut dingin dan kesunyian
atau jika ku tersenyum sapalah dengan bangga karna darimu aku belajar menerima derita dan darimulah aku tau ada terang setelah gulita
kepadamu gelap ku titipkan catatan malam ini sebagai cerita tidurku
biarkan aku bersandar terlelapkan di sepinya malammu
dan bangunkanku ketika esok mentari menyambutku berseri ...
Terimakasih gelap
selamat malam ku simpan titih pedih ini bersama berelalunya waktu .
By Lia hermawati chandra
note : i'am with my tear
Padamu ku katakan naungan jiwa malam ini
katakan aku bisa
aku mampu walau begitu menoreh sakit dalam kalbu
padamu ku bisikan lirih cerita ini ketika hati ini benar beku untuk kembali membawa senyuman di esok pagi
padamu gelap yang selimuti lemahnya relung sanubari
ku sampaikan
aku bukanlah manusia baja tanpa rasa
bukan malaikat suci tanpa dosa
bukan robot ciptaan tanpa air mata
aku biasa ...
Yang dapat terluka teraniyaya terpuruk lumpuh di sisi sisi kepiluan
padamu gelap aku bertanya
pantaskah aku tersampahkan senista ini ?
Hingga begitu tajamnya menusuk dalam perlahan mengorek luka
mungkin benar aku tersisihkan mungkin benar aku terabaikan
padamu gelap ...
Aku ingin seperti engkau walau sepi , sunyi , sendiri tapi tetap kau jalani
dan kadang aku iri pada alam yang begitu kuat memikul beban
tapi aku tau aku biasa aku begini adanya
padamu hai gelita malam
ku bercurah bersama titik2 air mata ini
temaniku saat ku lewati hari2 peaduan ini
mencoba mencari jawaban dan penawar
karna aku yakin kau setia pada malam dan kesunyian
padamu gelap , ku sandarkan pedihnya ku lalui hari ini
aku bercengkrama lewat hati tanpa suara
sudahkah engkau dengar ...
Isak sengau jeritan hati ini
melawan amarah ku coba berbesar jiwa dan katakan pada diri dan tubuh ini
" aku tak sehina seperti yang dia ucapkan "
padamu gelap ku tuturkan alur kehidupan
yang aku bilang hidup adalah jurang di tepian surga
saat kemarin ku tertawa esok ku menangis dan entah apa pada esok lusa
wahai gelap ...
Coba tengok aku malam selanjutnya
tanyakan padaku kabarku malam ini
jika ku jawab masih dngn air mata maka teruslah buat aku kuat dan tabah seperti kau yang berbalut dingin dan kesunyian
atau jika ku tersenyum sapalah dengan bangga karna darimu aku belajar menerima derita dan darimulah aku tau ada terang setelah gulita
kepadamu gelap ku titipkan catatan malam ini sebagai cerita tidurku
biarkan aku bersandar terlelapkan di sepinya malammu
dan bangunkanku ketika esok mentari menyambutku berseri ...
Terimakasih gelap
selamat malam ku simpan titih pedih ini bersama berelalunya waktu .
By Lia hermawati chandra
note : i'am with my tear
Tidak ada komentar:
Posting Komentar